Rabu, 16 Mei 2012

Kenapa pc gacor dirumah, tapi melempem di lapangan?

Tema judul diatas merupakan representasi dari kegelisaan kita para plecimania terhadap momongan kita. Ada apa gerangan dengan momongan kita sebenarnya? Apakah setelan rawatan harian ada yang salah? Dan kenapa hal ini bisa terjadi?

Mengintip Kehidupan Pleci di Alam (*Sekedar ilustrasi)


Pleci bukanlah burung territorial ataupun burung fighter yang hidup dengan cara mempertahankan wilayahnya, seperti halnya dengan Murai Batu atau burung Kacer. Ia tidak lebih merupakan sekawanan burung yang mempunyai kebiasaan mencari makan dengan berpindah-pindah tempat dan tinggal dimana saja ditempat yang mempunyai sumber makanan berlimpah. Selama ia hinggap di suatu pohon, saat itu pula ia berkicau dan berkomunikasi dengan kawanannya. Bahkan dalam petualangannyapun ia berkicau “ngalas” sambil terbang. Begitu kabiasaan hidup pleci sehari-hari. Hanya pada kondisi-kondisi tertentu, seperti musim kawin dan perkembang-biakan, ia tinggal menetap dalam batas terrtentu. Biasanya dari bulan Pebruari sampai bulan September.

Kebiasaannya di alam yang biasa hidup bebas tersebut, berubah 180 derajat ketika ia sudah berubah status menjadi burung peliharaan. Berbagai masalahpun timbul kemudian. Burung malas untuk berkicau. Stres yang dialami membuat Pleci harus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ini merupakan masalah psikologis yang harus dipahami dengan benar oleh para Plecimania sehingga dapat menjawab masalah yang timbul.

Masalah Pada Pleci Peliharaan

Ada 2 alasan kenapa orang memelihara burung, pertama adalah untuk sekedar sarana menyalurkan hobi, dan yang kedua karena alasan lomba/kompetisi, yaitu karena adanya tujuan-tujuan bisnis dibalik itu. Meskipun berbeda tujuan, tetapi mereka mempunyai keinginan dan masalah yang sama, yaitu berkaitan dengan performa kicauan burung dan melesetnya harapan kita selama ini tentang pleci idaman.

Untuk menjawab masalah-masalah tersebut banyak treatmen yang telah dilakukan dari A sampai Z, sehingga pada akhirnya masalah psikologis burung berangsur-angsur “sembuh” dan burung dapat berkicau kembali. Tetapi lepas dari satu masalah, timbul masalah yang lainnya, yaitu suara kicauan jauh dari harapan dan espektasi selama ini. Apalagi jika referensi nya adalah video-video burung yang mempunyai performa dan kicauan yang bagus yang tersebar di Internet, semakin membuat para plecimania tidak sabar dan frustasi, apalagi bagi plecimania yang secara reguler mengikutkan burungnya di arena lomba, atau baru pertama kali ikut lomba. Bagimana tidak? Burung yang setiap hari dirumah bagus berkicau-jos gandos-gacor owor-owor-bocor siang-malam, kok tiba-tiba loyo, kerjaannya cuma lompat-lompat saja atau bersembunyi didasar sangkar ketika di bawa ke arena lomba. Sungguh ironis dan mengesalkan tentunya. Kenapa kondisi ini bisa terjadi?

Rawatan Harian Merupakan Kunci Sukses di Arena Lomba

Kehebatan burung berkicau di arena lomba/kompetisi dan memperoleh predikat juara tidak lepas dari rawatan hariannya. Merawat burung seperti Pleci harus dibekali pemahaman yang baik tentang pola makan dan kebiasaanya di alam liar. Faktor nutrisi ini yang membuat burung tetap sehat dan kuat, sehingga kelak rajin berkicau. Untuk tetap berkicau perlu adanya konsistensi dalam merawatannya. Salah satunya yang terpenting adalah pola adaptasi terus-menerus. Adaptasi yang saya maksudkan adalah burung harus mendapat perlakuan kurang lebih mirip dengan kondisi di alam liarnya (kurang lebih mirip dalam *Sekedar ilustrasi yang saya jelaskan diatas).

Sekali lagi Pleci bukanlah Murai Batu atau Kacer. Burung yang mudah berkicau saat datangnya intimidasi suara dari burung lain. Jika Murai Batu atau Kacer performanya dapat berubah 180 derajat dilapangan dibandingkan dirumah. Itu sudah umum terjadi. Tetapi hal ini tidak akan pernah terjadi dengan Pleci, ia hanya mau dan berani berkicau jika ia terbiasa dan menganggap “arena lomba” hanyalah “suasana baru” dalam perspektifnya. Artinya apa? Artinya bahwa pemilik pleci harus secara berkala disetiap akhir pekan membiasakan plecinya ke arena lomba. Sehingga pleci akan terbiasa dengan kondisi dan suasana lomba. Lalu bagaimana dengan para plecimania yang jauh dari arena lomba diwilayahnya atau untuk mereka yang tidak mempunyai hobi membawa ke arena lomba?

Jawabnya JANGAN KUATIR.

Untuk melatih pleci selalu dapat tampil bagus, pola yang mirip dilakukan adalah dengan sesering mungkin merotasi gantangan yang dipakai dirumah. Ini dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan selera anda sekalian. Biasakan untuk menggantang pleci ditempat lalu lalang dan keramaian agar kelak pleci mudah beradaptasi. Jeffrey Low, salah seorang penggemar pleci asal Singapura di halaman website-nya David de Souza menulis bahwa semakin sering anda membawa Pleci ke suatu tempat yang berbeda-beda, akan membuat performa burung semakin baik, daripada hanya menggantang pleci hanya di suatu tempat saja, tidak akan membuat pleci anda ke level Top Perform (Puncak Performa) burung tersebut. Lebih jauh ia menyarankan agar kemana pun anda berada (jika mempunyai cukup waktu), bawalah ke tempat nongkrong anda baik di kedai kopi, pos ronda, ke tempat kerabat atau keluarga, saat menunggu anak pulang sekolah atau ke tempat biasa anda sering berkunjung. Biasakan pleci ikut berpetualang seperti kehidupannya di alam liar yang sering berpindah-pindah tempat.

Saran dari Jefrey Low, bisa direkomendasikan karena saya sendiri pernah membaca artikel yang isinya kurang lebih sama yang dialami oleh seorang plecimania asal Vietnam yang selalu membawa beberapa plecinya kemana pun ia pergi. Dan herannya pleci-pleci miliknya tersebut, tidak pernah berhenti berkicau meskipun banyak orang mengerumuninya dijalan. (saya sedang mencari artikel sumbernya tetapi link-nya belum belum saya temukan). Sedangkan contoh kasus lainnya adalah seorang plecimania yang membuka kedai kopi, yang diatas ruangan out door kedai kopi-nya, tergantung semua burung pleci miliknya sehingga suara kicauanya dapat menghibur pengunjung kedai kopi tersebut. [Silahkan baca link-nya di: http://goliath.ecnext.com/coms2/gi_0...can-sing.html]

Contoh kasus yang kedua mungkin kurang tepat, tetapi hal itu merupakan usaha untuk menciptakan suasana “lomba/kompetisi” agar pleci dapat terlatih mentalnya di keramaian.

Upaya untuk mengajak atau membawa-bawa Pleci travelling patut diapresiasi sebatas untuk meningkatkan performa burung itu sendiri. Upaya tersebut jangan ditanggapi dengan apriori atau nada yang stereotif. Untuk satu burung saja sepertinya begitu ribet (susah urusannya), apalagi mempunyai 10 pleci. So kenapa kita mesti merasa ribet jika hasilnya positif. Selamat mencoba.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Sumber : http://www.kicaumania.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar