Memang tidak gampang atau sulit sekali menentukan jenis kelamin Pleci.
Karena burung ini merupakan salah satu burung monomorphic, yaitu
memiliki kesamaan bentuk, warna dan strukturnya. Para ahli ornitology
pun tidak dapat menentukannya secara kasat mata. Hanya dengan jalan test
DNA, pembedahan atau otopsi dapat diketahui jenis kelaminnya.
Meskipun demikian sexing PLECI dapat dilakukan dengan memperhatikan
kebiasaaan, tingkah laku dan warna suara ketika berkicau. Tetapi hal
inipun hanya expertis saja yang dapat memahaminya.
Untuk kita yang masih awam atau Pemula, tulisan ini mungkin dapat membantu anda.
Berikut adalah tip-tip untuk memandu pemula dalam menentukan sexing
Pleci. Informasi ini saya dapat dari berbagi sumber baik lewat situs
pertemanan, blogger atau sharing langsung dilapangan.
Mencari Pleci Jantan di kandang Obyokan (Prosentase = 50% - 50 %)
1. Pilih Pleci Yang Mempunyai Luka diatas Paruhnya.
Biasanya Sesama Pleci Jantan Akan Saling Berkompetisi dan Berkelahi,
Sehingga meninggalkan Bekas Luka Akibat Saling Patuk. Saya menyarankan
Pilihlah lebih dari satu untuk diseleksi kembali untuk lebih meyakinkan
bahwa Pleci tersebut benar-benar Pleci Jantan. Perhatikan juga bentuk
tubuh Pleci tersebut. Pilihlah yang mempunyai bentuk tubuh proporsional:
Seperti Paruh Panjang dan Runcing, Alis Mata Tebal, Tubuh Ramping dan
Tidak Bulat.
2. Setelah point 1 di atas terpenuhi, semprotkan air pada bagian kepala
Pleci yang akan kita pilih. Biasanya pedagang mengijinkan kita untuk
melakukan itu, sekaligus menandai salah satu burung yang akan kita
pilih. Jika bagian kepala sudah basah, ciri Pleci Jantan sedikit tampak
jelas, apabila pupil mata mengecil atau terbilah seperti terlihat 2
lingkaran mata. Perbandingannya mungkin seperti pada mata burung
Rambatan, mata “kuyu” terlihat seperti “cacingan”. Sedangkan ciri
lainnya adalah di atas paruh, muncul semacam “jambul” apabila bagian
tersebut basah. Lebih mirip jambul jalak kebo, sebagai bahan
perbandingannya.
Jika kedua langkah tersebut telah dilakukan, kita tinggal menguji
tingkat keakurasian menjadi 100%. Dengan cara memperhatikan bunyi
kicauannya setelah digantang. Agar burung mau berkicau (bukan
ke-gacor-annya ya?), gantangan meski dijauhkan dengan burung lainnya,
Apabila burung sudah mau bunyi, perhatikan suaranya. Para hobiest di
negeri Jiran mendefiniskannya dengan suara Middle-Tone atau Sub-Tone.
Lalu apakah suara Middle-Tone atau Sub –Song itu? Middle-Tone atau Sub
–Song bukan lah suara Ciaw-Ciaw-Ciaw (atau Ciap-Ciap), Middle-Tone atau
Sub –Song adalah proses keluarnya suara yang dihasilkan dari tenggorokan
secara terus menerus, kadang-kadang cepat, kadang-kadang lambat,
suranya mengalun seirama namun posisi paruh tidak terbuka lebar. Mungkin
padanan dalam terminologi yang kita pakai di Indonesia Middle-Tone =
“Ngeriwik”. Tetapi saya tidak yakin apakah istilah tersebut tepat atau
tidak.
Berikut adalah contoh Suara Middle-Tone
[ame="http://www.youtube.com/watch?v=SYQB_qQgQPY&feature"]YouTube - Puteh mid-tone[/ame]
(Koleksi dance4Rain)
Jika Pleci anda sudah menunjukkan hal tersebut dapat dipastikan 100% bahwa burung Pleci anda adalah Burung JANTAN.
Kini tinggal pilih saja warna suara yang anda sukai. Suka tipe Ngerol?
Tipe Nembak? Atau Tipe Ropel? Tentukan juga Volume Suara Placi Anda.
Anda lebih Suka Yang Kasar & Keras, atau Lembut tapi Tebal?
Selamat mencoba.
Sumber : http://www.kicaumania.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar