Burung yang mengalami kegemukan
memang akan menjadi masalah tersendiri baik bagi kondisi kesehatan
maupun kualitas suaranya. Selain menjadi malas bunyi, volume suaranya
juga cenderung menurun. Sebenarnya hampir semua jenis burung kicauan
berpotensi mengalami kegemukan, ketika muncul faktor pemicunya dan tak
segera ditangani. Salah satunya adalah anis kembang.
Artikel kali ini membahas cara perawatan anis kembang yang sedang
mengalami obesitas yang bisa mengganggu kesehatan dan aktivitas
kesehariannya.

Tangani kegemukan sebelum terlambat.
Tidak semua anis kembang yang bertubuh besar mengalami kegemukan.
Terkadang kita kesulitan membedakan antara burung yang postur tubuh dari
sononya memang besar dan burung yang mengalami obesitas atau kegemukan.
Sebab anis kembang di Indonesia memiliki wilayah persebaran cukup
luas, mulai dari Kalimantan, Jawa, serta Bali dan Nusa Tenggara (Lombok,
Sumbawa, Flores, hingga Timor). Untuk mengetahui jenis anis kembang
berdasarkan asal daerahnya.
Untuk mengetahui anis kembang yang mengalami kegemukan, sebenarnya
dapat dilihat dari warna kulit di bagian dada, perut, dan lehernya. Jika
benar anis kembang kesayangan Anda mengalami kegemukan, maka warna
kulit di daerah tersebyt terlihat kekuningan, sebagai akibat dari
timbunan lemak. Burung dalam kondisi normal, alias tidak kegemukan,
warna kulit di bagian dada, perut, dan leher cenderung kemerahan.

Kegemukan (obesitas) menyebabkan performa suara anis kembang menurun.
—
Beberapa penyebab kegemukan pada AK
Penyebab kegemukan pada anis kembang (AK) sangat beragam. Selama ini,
masih ada anggapan bahwa salah satu penyebabnya adalah pemberian
extra fooding
(EF) yang berlebihan. Sebenarnya penyebabnya bukan itu, karena
kandungan protein dalam EF cukup tinggi, yang justru berperan dalam
pembentukan otot.
Pada setiap individu burung, faktor pemicu atau penyebab ini bisa
bersifat tunggal, tetapi bisa juga akibat dua faktor pemicu atau lebih.
Berikut ini beberapa penyebab kegemukan pada anis kembang :
1. Burung jarang dilatih untuk bergerak
Secara naluriah, seekor burung di alam liar akan selalu bergerak dari
satu pohon ke pohon lain untuk mencari makanan, atau sekadar
berinteraksi dengan pasangan, anaknya, atau burung sejenis. Dalam
sangkar harian maupun kandang penangkaran, gerakan burung relatif
terbatas. Meski demikian, burung piaraan tetap bisa menunjukkan
aktivitasnya, seperti meloncat dari dasar sangkar ke tangkringan (atau
sebaliknya).
Namun keaktifan burung berbeda-beda sesuai dengan karakter dasarnya.
Ada yang super lincah, standar, dan ada juga yang terlihat ogah-ogahan,
meski semuanya dalam keadaan sehat. Burung super lincah, dalam keadaan
sakit, biasanya mengalami penurunan aktivitas.
Ketika burung sehat terlihat malas-malasan, sementara ia setiap hari
menerima makanan yang pasti mengandung karbohidrat dan lemak, maka
sangat dimungkinkan ketiga nutrisi (kandungan gizi) tersebut menjadi
berlebihan. Karbohidrat yang berlebih akibat jarang digunakan burung
untuk bergerak akan disimpan di bawah permukaan kulit dalam bentuk
lemak. Demikian pula kandungan lemak yang berlebih. Jadi, timbunan lemak
bisa berasal dari karbohidrat dan lemak itu sendiri.
Timbunan lemak itulah yang pada beberapa daerah tertentu seperti
dada, perut, dan lehernya akan terlihat nyata, berwarna kekuningan.
Sebenarnya kalau diamati lebih jauh, timbunan lemak itu hampir menyebar
ke seluruh bagian tubuh, misalnya bagian paha, daerah perbatasan perut
dan kloaka (vent), pangkal ekor, dan sebagainya.
Anis kembang yang terbiasa mandi di bak / karamba mandi umumnya
jarang mengalami obesitas. Mengapa? Sebab aktivitas ini secara tidak
langsung merupakan wahana untuk mengaktifkan pergerakan burung.
Sebaliknya, kegemukan lebih sering terjadi pada anis kembang yang
terbiasa mandi dengan cara disemprot. Tetapi jika menu pakan yang
diberikan serasi, dan burung tiap hari memang aktif, AK yang biasa mandi
semprot juga aman-aman saja alias tidak menjadi gemuk.
2. Voer terlalu banyak mengandung lemak
Ini masih ada hubungannya dengan penjelasan terdahulu, yaitu makanan
dengan kadar karbohidrat dan lemak yang tinggi bisa berpotensi
menyebabkan kegemukan, terutama jika burung tersebut kurang banyak
bergerak. Tetapi terkadang kita sulit untuk membaca komposisi gizi pada
produk voer, apalagi jika tidak bermerk. Bahkan pada pakan bermerk pun,
sulit untuk menjamin apakah komposisi gizi yang tertulis itu benar-benar
sesuai dengan realita.
Saran saya, sepanjang Anda sudah
sreg dengan voer merek
tertentu, dan selama ini tidak pernah menjumpai seekor pun burung yang
mengalami kegemukan, sebaiknya pertahankan pilihan Anda dan jangan mudah
berpaling ke merek lain. Begitu juga kalau Anda terbiasa membeli voer
tanpa merek, sepanjang baik-baik saja selama ini ya tidak masalah.
Lain perkara jika burung Anda mengalami kegemukan, bahkan jumlahnya
lebih dari seekor, maka bisa diperiksa satu-persatu faktor penyebabnya,
termasuk masalah voer.
3. Pemberian cacing secara berlebihan
Fungsi pemberian cacing sudah banyak diketahui para AK Mania, yaitu
untuk membuat burung lebih cepat bunyi dan ngerol. Hal ini berlaku bukan
hanya untuk anis kembang saja, tapi juga untuk keluarga punglor lainnya
seperti anis merah, anis macan dan anis cendana.
Tetapi pemberian cacing secara berlebihan juga bisa memicu obesitas
pada anis kembang. Meski pakan hidup ini mengandung protein cukup
tinggi, tetapi kandungan lemak dan kadar airnya juga tinggi. Porsi
pemberian cacing yang ideal adalah 1-2 ekor saja, pada pagi hari dan
siang hari.
Lebih disarankan untuk memberikan cacing 2 kali dalam seminggu, masing-masing dengan porsi 2 ekor.
4. Burung kurang dijemur
Penjemuran harus rutin dilakukan setiap pagi, dengan durasi 1-2 jam,
sesuai dengan kebiasaan anis kembang Anda. Hal ini bisa dilakukan
setelah burung mandi dan sudah diberi jangkrik. Penjemuran yang cukup
bisa mengurangi kegemukan pada burung. Sebab penjemuran ini akan
menaikkan birahi burung, tetapi dalam porsi wajar (tidak sampai over
birahi / OB, sebagaimana jika kita mendongkraknya melalui
extra fooding).
Burung yang birahinya meningkat namun terkendali secara otomatis akan
banyak bergerak. Sebaliknya, burung yang birahinya dalam kondisi rendah
cenderung malas bergerak. Penjelasan ini nampaknya menemukan
relevansinya dengan faktor penyebab kegemukan yang pertama (burung
jarang dilatih bergerak).
5. Porsi extra fooding terlalu minim
Pemberian
extra fooding yang terlalu minim jelas akan
menurunkan kondisi birahi anis kembang, sehingga burung menjadi
malas-malasan atau kurang banyak bergerak. Porsi jangkrik, misalnya,
idealnya 2 ekor pagi dan 1 ekor sore. Tetapi ketentuan ini tidak
bersifat mutlak, tergantung karakter burung.
Jika menu jangkrik dengan pola 2/1 selama ini membuat birahi anis
kembang Anda stabil, berarti porsi tersebur memang sudah sesuai dengan
karakter burung Anda. Tetapi terkadang porsi tersebut tidak cukup untuk
individu tertentu, sehingga bisa diubah menjadi 2/2 dan sebagainya.
Solusi mengatasi obesitas pada anis kembang
Jika Anda memiliki anis kembang yang mengalami kegemukan, sehingga
performa suaranya menurun drastis, silakan dideteksi beberapa faktor
penyebab di atas. Dengan demikian solusi yang bisa dilakukan juga
mengacu pada akar permasalahan tersebut. Namun solusi tersebut biasanya
membutuhkan waktu lama dan bertahap.
Lebih afdol lagi jika terapi ini dilakukan bersamaan dengan
treatment
buah. Pemberian buah-buahan yang bervariasi juga bisa membantu
mempercepat burung gemuk menjadi langsing. Misalnya, Senin s/d Kamis
diberi pepaya, Jumat-Sabtu diberi apel, Minggu diberi pisang, atau
sesuai pengaturan Anda sendiri.
Boleh juga buah disajikan dalam bentuk koktail. Setiap hari
menggunakan tiga jenis buah tersebut, lalu dipotong kecil-kecil dan
dimasukkan dalam wadah pakan terpisah. Dengan demikian, nutrisi dan
kandungan vitaminnya lebih bervariasi. Kalau diamati lebih lanjut,
burung pun menjadi aktif bergerak saat memilih potongan daging buah yang
diinginkannya.
Semoga bermanfaat.